Seluruh kebutuhan di Mappi harus dipadukan dalam terpadu, terintegrasi, dan berkelanjutan
Merauke, 5 September 2025 — Dalam audiensi bersama Gubernur Papua Selatan di Gedung Negara Kantor Gubernur, Jumat (5/9/2025), Bupati Mappi Kristosimus Yohanis Agawemu memaparkan rencana pembangunan daerahnya untuk periode 2026–2030.
Tema besar yang diusung adalah Percepatan Pembangunan Terpadu, Terintegrasi, dan Berkelanjutan.
Bupati menjelaskan, Kabupaten Mappi dibentuk melalui UU Nomor 26 Tahun 2002 dan saat ini menjadi bagian dari Provinsi Papua Selatan berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 2022.
• Luas wilayah: 25.609,94 km²
• Jumlah distrik: 15
• Jumlah kampung: 162 kampung + 2 kelurahan
• Jumlah penduduk: 114.153 jiwa
• Status: Daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) bersama Asmat dan Boven Digoel.
Letak Mappi yang berada di tengah-tengah menjadikannya episentrum Papua Selatan. Posisi ini strategis karena dapat menghubungkan pelayanan ke kabupaten tetangga seperti Asmat, Boven Digoel, dan Merauke.
Bupati menekankan bahwa pembangunan Mappi akan dijalankan melalui empat pilar utama:
1. Pendidikan (Mappi Pintar & Mappi Berkarya)
• Pelatihan dan pendampingan guru, kepala sekolah, siswa hingga tingkat SMA/SMK.
• Pendirian sekolah unggulan Otsus berpola asrama.
• Pembangunan SLB, balai diklat guru, kurikulum muatan lokal, kamus bahasa daerah.
• Program 1.000 sarjana, pelatihan coding, AI, dan Mappi AI Hub.
“Fokus kita mulai dari peningkatan kompetensi guru hingga menyiapkan siswa menuju perguruan tinggi. Mappi juga ditunjuk sebagai pilot project wajib belajar 13 tahun di Papua Selatan,” jelas Bupati.
2. Kesehatan (Mappi Sehat)
• Penguatan RSUD Mappi tipe D.
• Pembangunan RS Pratama di Eci (sudah ada), Sembo, dan Bade.
• Pengadaan alat kesehatan (USG, buffer stok obat, BMHP), ambulans dan mobil jenazah.
• Pemenuhan tenaga medis (dokter, bidan, perawat) serta peningkatan kompetensi SDM kesehatan.
“Puskesmas tidak lagi memadai, karena banyak pasien dari wilayah sekitar masih dilayani di Mappi. Itu sebabnya RS Pratama perlu ada di tiga titik strategis,” tegasnya.
3. Infrastruktur (Mappi Tersambung, Mappi Terang, Mappi Bangga)
• Jalan dan jembatan, bandara perintis, armada angkutan sungai (“semut”), air bersih, jaringan internet & BTS.
• Balai Latihan Kerja, pasar tradisional & modern.
• Penyediaan listrik untuk rumah tangga, perkantoran, fasilitas umum, dan industri.
• Sarana olahraga dan kesenian, termasuk stadion skala nasional, manajemen talenta Papua, serta pariwisata terpadu.
“Infrastruktur adalah penghubung utama antarwilayah dan penopang kegiatan ekonomi masyarakat,” kata Kristosimus.
4. Ekonomi (Mappi Mandiri & Mappi Hijau)
• Pengembangan komoditas unggulan: sagu, padi, karet, kopi, cengkeh.
• Potensi perikanan tangkap di Laut Arafura (WPPNRI 718) yang sangat besar.
• Kehutanan: gaharu, masohi, gambir, rotan.
• UMKM, koperasi, industri pengolahan sagu portable, alsintan, ternak ayam ras dan babi.
• Pembangunan rendah karbon, pencegahan karhutla, dan literasi bencana.
“Kita dorong Mappi hijau dan mandiri, dengan memanfaatkan kekayaan alam sekaligus menjaga kelestarian lingkungan,” ungkap Bupati.
Bupati memaparkan, kebutuhan dana pembangunan untuk periode 2026–2030 mencapai triliunan rupiah dengan rincian:
• Pendidikan: Rp329,2 miliar
• Kesehatan: Rp185,6 miliar
• Infrastruktur: Rp3,82 triliun
• Ekonomi: Rp46,1 miliar
Melalui program ini, Pemkab Mappi menargetkan:
• Terwujudnya wajib belajar 13 tahun,
• Peningkatan IPM,
• Penurunan AKI/AKB,
• Konektivitas antar distrik,
• Pertumbuhan ekonomi kerakyatan,
• Kesejahteraan masyarakat OAP,
• Kontribusi menuju Indonesia Emas 2045.
“Seluruh kebutuhan di Mappi harus dipadukan dalam terpadu, terintegrasi, dan berkelanjutan. Dari situlah akan tersambung kecepatannya dan manfaatnya,” tutup Bupati. (LBS)