Ilmu yang dipelajari jangan hanya berhenti di pengetahuan, tetapi harus membentuk sikap dan perilaku kita baik di rumah, di tempat kerja, maupun di tengah masyarakat
Merauke, Info Papua Selatan — Gubernur Papua Selatan, Dr. Ir. Apolo Safanpo, S.T., M.T., mengingatkan pentingnya refleksi diri dan pemaknaan waktu dalam kehidupan manusia. Hal itu disampaikan saat menghadiri Tasyakuran Dirosa (Angkatan ke-6) dan Gerakan Spirit Hijrah yang digelar di Hotel Halogen Merauke, Ahad (5/10/2025).
Dalam sambutannya, Gubernur menyampaikan permohonan maaf karena baru tiba usai mengikuti upacara peringatan HUT TNI ke-80 bersama Forkopimda. Ia kemudian mengucapkan selamat kepada seluruh peserta yang telah menamatkan program Dirosa, sekaligus mengapresiasi semangat hijrah yang dihidupi dalam kegiatan tersebut.
“Atas nama pemerintah dan masyarakat Provinsi Papua Selatan, kami mengucapkan selamat dan sukses atas penyelenggaraan kegiatan ini,” ujar Gubernur Apolo.
Ia kemudian mengajak para peserta untuk merenungkan tiga hal yang paling penting dalam kehidupan: anak, keluarga, dan iman serta takwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Namun, menurutnya, tiga hal tersebut justru sering kali kurang mendapat perhatian dalam keseharian.
“Banyak waktu dalam 1x24 jam kita habiskan untuk urusan lain. Karena itu, acara seperti ini menjadi kesempatan untuk refleksi diri — apa yang sudah kita lakukan di masa lalu, apa yang kita kerjakan hari ini, dan apa yang akan kita lakukan ke depan,” ungkapnya.
Gubernur Apolo juga mengajak hadirin membayangkan kehidupan 25 tahun mendatang, ketika sebagian besar dari generasi saat ini mungkin sudah tiada. Ia mengingatkan bahwa kehidupan di dunia bersifat sementara, dan semua kemajuan teknologi yang dibanggakan pada akhirnya tidak lagi berarti.
“Pada saat itu, secanggih apa pun handphone yang kita miliki, sebagus apa pun sinyal internetnya, semua sudah tidak berguna lagi. Karena kita sudah tidak bisa live di TikTok, tidak bisa kirim pesan WA, atau buka Facebook lagi,” katanya disambut tawa para peserta.
Dengan gaya khasnya yang reflektif, Apolo menegaskan bahwa kehidupan terlalu singkat untuk dihabiskan dengan kebencian dan hal-hal yang tidak berguna.
“Apakah kita masih perlu saling membenci dan menyimpan dendam? Orang bijak mengatakan, hidup ini terlalu singkat untuk kita habiskan dengan hal yang tidak berguna,” ujarnya.
Menurutnya, waktu yang paling berharga adalah saat ini bukan masa lalu maupun masa depan. “Waktu yang telah berlalu bukan milik kita, waktu yang akan datang juga bukan milik kita. Tapi waktu sekarang adalah karunia Tuhan yang harus kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya,” tegasnya.
Menutup sambutannya, Gubernur Apolo Safanpo mengajak seluruh peserta menjadikan ilmu yang telah diperoleh sebagai dasar perubahan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
“Ilmu yang dipelajari jangan hanya berhenti di pengetahuan, tetapi harus membentuk sikap dan perilaku kita baik di rumah, di tempat kerja, maupun di tengah masyarakat,” tandasnya.
Acara Tasyakuran Dirosa (Dirasah Orang Dewasa) ini merupakan kegiatan wisuda bagi para peserta yang telah menamatkan pembelajaran membaca Al-Qur’an.
Momentum tersebut juga diisi dengan gerakan Spirit Hijrah sebagai ajakan untuk memperdalam pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Islam dalam kehidupan. (NS)
Penulis : Niko
Editor: Ronald