Model Linear Sederhana sebagai Alat Perencanaan ProduksiHijauan Pakan pada Peternakan Kambing Perah Skala Rumah Tangga.
Merauke, Info Papua Selatan — Tim dosen dariProgram Studi Peternakan, Fakultas Pertanian (Irine Ike Praptiwi, S.Pt.,MP) dan Program Studi Matematika, FakultasKeguruan Ilmu Pendidikan (Oswaldus Dadi, S.Pd.,M.Sc) Universitas Musamus Merauke, melaksanakan kegiatanPengabdian kepada Masyarakat (PkM) bertema
“Model Linear Sederhana sebagai Alat Perencanaan ProduksiHijauan Pakan pada Peternakan Kambing Perah Skala Rumah Tangga.”
Kegiatan dilakukan di salah satu peternakankambing perah di Kampung Semangga Jaya. DistrikSemangga, Kabupaten Merauke.
Kegiatan ini tidak hanyaberfokus pada sosialisasi perencanaan produksi hijauanpakan, tetapi juga memperkenalkan penerapan sistem irigasisprinkler sederhana hasil modifikasi lokal yang hemat biayadan mudah diterapkan oleh peternak.
Kegiatan sosialisasimelibatkan beberapa pihak meliputi peternak kambing, mahasiswa dan dinas Ketahanan Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Ketua tim pelaksana (Irine Ike Praptiwi, S.Pt.,MP), menjelaskan bahwa kunci keberhasilan produksi hijauan di wilayah beriklim kering seperti Merauke adalah pengelolaanair yang efisien.
Oleh karena itu, tim memperkenalkan irigasimodel sprinkler sederhana yang dibuat dengan tutup pipa PVC yang dilubangi halus sebagai pengganti kepala sprinkler komersial.
Sistem ini terhubung dengan pompa air (alkon) dan dinyalakan hanya 10–15 menit setiap hari untuk menjagakelembapan tanah secara merata. “Kami memodifikasi sistemini agar biaya pemasangannya lebih ringan. Cukup denganpipa PVC standar, tutup pipa yang dilubangi, dan alkon kecil, peternak sudah bisa membuat sistem irigasi bertekananrendah yang berfungsi baik untuk tanaman hijauan Denganbiaya operasional yang rendah dan waktu penyiramansingkat, sistem ini mampu menjaga kelembapan tanahsekaligus menghemat air dan tenaga.
Sosialisasi ini diawali dengan penjelasan terkaitkebutuhan hijauan pakan bagi ternak ruminansia khususnyakambing, perhitungan kebutuhan pakan hijauan dapatmenggunakan model linear sederhana, dimana kebutuhanternak ruminansia akan hijauan segar sebanyak 10% daribobot badan, hal ini akan mempengaruhi ketersediaan hijauanpakan, khususnya pada musim kemarau yang akan menuntutkebutuhan air untuk stabilitas ketersediaan hijauan.
Salah satu peserta, (Jamat Setiawan), menyampaikanbahwa penggunaan sprinkler modifikasi ini sangat membantuterutama pada musim kemarau.
“Biasanya rumput cepatkering kalau tidak disiram tiap hari. Dengan sprinkler, penyiraman lebih merata dan mudah dikendalikan. Rumputtetap hijau dan ternak kami punya pakan cukup,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, tim pengabdian berharap dapatmenumbuhkan kesadaran peternak tentang pentingnyapengelolaan air yang efisien, pemanfaatan teknologisederhana, dan perencanaan produksi hijauan berbasis data agar usaha ternak kambing perah dapat berjalan lebihproduktif dan berkelanjutan.
Selain memberikan manfaat praktis, kegiatan ini juga memperkuat penerapan teknologi tepat guna berbasis lokalyang mudah diadaptasi oleh masyarakat peternak.
Denganpendekatan sederhana namun efektif, sistem ini diharapkandapat mendukung keberlanjutan usaha ternak kambing perahdan menjamin ketersediaan pakan hijauan sepanjang tahun di wilayah Merauke. (**)