Pekan Budaya Papua Selatan Resmi Dibuka di GOR Merauke, Gubernur Apolo: Budaya adalah Ide yang Kekal dan Kekuatan Ekonomi Rakyat

Pekan Budaya Papua Selatan Resmi Dibuka di GOR Merauke, Gubernur Apolo: Budaya adalah Ide yang Kekal dan Kekuatan Ekonomi Rakyat

Gubernur sedang mendengarkan penyampaian dari pada peserta (Foto: IPS)

Merauke, Info Papua Selatan — Pekan Budaya Provinsi Papua Selatan 2025 resmi dibuka oleh Gubernur Papua Selatan, Dr. Ir. Apolo Safanpo, S.T., M.T., di GOR Merauke, Rabu (15/10/2025). 

Kegiatan yang berlangsung hingga 18 Oktober ini diikuti lebih dari seratus seniman dan seniwati dari empat kabupaten, serta puluhan mama-mama pengrajin yang datang membawa hasil karya mereka secara mandiri.

Dalam laporan panitia, Martinus Mahuze, S.Pd., menyebut kegiatan ini diikuti sekitar 100 peserta utama dari Kabupaten Merauke, Asmat, Mappi, dan Boven Digoel, serta 50 mama-mama yang datang tanpa difasilitasi.

“Mereka membawa hasil kerajinan dari daerah masing-masing dengan biaya sendiri. Harapan kami, masyarakat dan pemerintah bisa memberi apresiasi nyata dengan membeli hasil karya mereka,” ujarnya.

Ia menambahkan, kegiatan ini sepenuhnya dibiayai melalui APBD Provinsi Papua Selatan Tahun 2025, dengan dukungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Papua Selatan.

Gubernur Apolo dalam sambutannya menegaskan bahwa kebudayaan adalah sumber kekuatan ide dan ekonomi masyarakat.

“Segala hal yang bersifat fisik akan punah, tetapi ide dan gagasan bersifat kekal. Itulah sebabnya seni dan budaya menjadi dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan,” ujarnya. 

Menurutnya, budaya yang baik harus dijaga dan dikembangkan karena di sanalah martabat manusia dijunjung tinggi.

Ia menjelaskan, pelestarian budaya juga memiliki dampak ekonomi yang besar bagi masyarakat. 

“Kalau kegiatan budaya digerakkan dengan baik, dampaknya langsung terasa: hotel penuh, rumah makan ramai, kendaraan disewa, dan ekonomi rakyat hidup. Inilah ekonomi kreatif berbasis kebudayaan,” kata Apolo.

Gubernur juga mendorong agar kegiatan budaya Papua Selatan dapat dikembangkan hingga berkelas nasional. 

Ia mencontohkan Festival Sagu dan Festival Kali Maro sebagai agenda yang dapat dijadikan ikon budaya khas Papua Selatan.

“Kalau kegiatan kita dihadiri minimal lima provinsi, sudah bisa masuk kategori event nasional dan didaftarkan ke Kementerian Kebudayaan. Bahkan kementerian bisa ikut membiayai,” ujarnya.

Apolo menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor agar pengelolaan budaya di Papua Selatan lebih terarah. 

Ia meminta Bidang Kebudayaan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan berperan sebagai dirigen yang mampu mengorkestrasi seluruh potensi seni dan tradisi lokal menjadi harmoni kemajuan.

“Budaya adalah kekuatan pemersatu. Dari sinilah Papua Selatan membangun jati diri dan martabatnya,” tegasnya.

Acara pembukaan diwarnai penampilan tari, musik, serta pameran kerajinan dari empat kabupaten. 

Hadir pula unsur Forkopimda Papua Selatan, pimpinan TNI-Polri, kepala OPD, tokoh agama, tokoh adat, dan ratusan masyarakat yang memenuhi GOR Merauke.

Gubernur menutup sambutannya dengan doa agar semangat kebudayaan terus tumbuh di Tanah Animha.

“Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa menjaga, melindungi, dan memberkati kita semua,” ujarnya.

AGENDA
LINK TERKAIT